Suku Ebang, Nusa Tenggara Timur

Suku Ebang, adalah salah satu yang terdapat di Lamalera pulau Lembata kabupaten Lembata provinsi Nusa Tenggara Timur.

Suku Ebang menghuni kampung Lamalera, hidup berdampingan dengan suku-suku Lamalera lainnya. Suku Ebang beserta 18 suku Lamalera lainnya bisa dikatakan hidup bersama, dan secara fisik tidak ada perbedaan di antara mereka. Perbedaan hanya berdasarkan asal keturunan. Suku Ebang selain menyebut diri mereka sebagai suku Ebang, mereka juga menyebut diri mereka sebagai suku Lamalera. Hal ini karena dari 19 kelompok suku Lamalera adalah merupakan sebuah klan-klan kecil yang tergabung dalam satu kesatuan suku Lamalera, yang terbagi dalam 19 suku-suku kecil. Suku Ebang memiliki rumah adat dan aturan adat sendiri, seperti suku-suku Lamalera lainnya.

sedang berburu di laut
Cara hidup suku Ebang, seperti suku-suku Lamalera lainnya, pada kegiatan nelayan penangkap ikan. Tapi yang utama dalam kegiatan mereka adalah berburu ikan paus. Berburu ikan paus ini selain merupakan profesi bagi mereka, juga merupakan suatu tradisi adat turun temurun sejak masa nenek moyang mereka. Kegiatan berburu ikan paus ini juga tidak dilakukan seperti kegiatan biasa. Melainkan segala sesuatu dipersiapkan sebelum pergi berburu ikan paus, termasuk melakukan beberapa proses ritual adat dan pengaturan tugas bagi masing-masing suku di Lamalera. Kegiatan berburu ikan paus ini tidak hanya dilakukan oleh suku Ebang saja, melainkan dilakukan secara bersama-sama dengan kelompok suku Lamalera lainnya.

Suku Ebang pada umumnya telah memeluk agama Kristen Katolik. Agama Kristen Katolik berkembang dengan baik di kalangan masyarakat suku Ebang. Tapi dalam praktek sehari-hari, mereka memadukan agama Kristen Katolik dengan beberapa tradisi lama mereka. Seperti kegiatan memberi persembahan kepada roh nenek moyang yang disesuaikan dengan agama Kristen Katolik.

Selain kegiatan sebagai nelayan, mereka juga hidup dengan bercocoktanam. Beberapa jenis tanaman telah mereka tanam di ladang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

diolah dari segala sumber

0 comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar di bawah ini, Kami mohon maaf, apabila terdapat kekeliruan atau ada yang tidak sesuai dengan pendapat pembaca, sehubungan dengan sumber-sumber yang kami terima bisa saja memiliki kekeliruan.
Dengan senang hati kami menerima segala kritik maupun saran pembaca, demi peningkatan blog Proto Malayan.
Salam dan terimakasih,